Senin, 25 November 2013

Reproduksi Sexual Bunga

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Reproduksi merupakan proses (perkembangbiakan) atau aktivitas mahkluk hidup untuk menghasilkan keturunan baru dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya agar tidak punah. Reproduksi seksual ( generative) adalah perkembangbiakan yang terjadi karena adanya peleburan antara dua sel  yaitu sel kelamin jantan (sperrma) dan sel kelamin betina (ovum)sehingga dihasilkan individu baru.
Pada perkembangbiakan seksual diperlukan dua sel kelamin (gamet) yang berbeda jenisnya dimana terdapat perbedaan morfologi seperti sel telur (ovum) dan sel kelamin jantan (sperma).Gamet jantan di hasilkan dalam arthera (kotak sari), sedangkan gamet  betina di hasilkan dalam ovarium. Apabila bunga sudah menghasilkan gamet jantan dan betina, maka penyerbukan dapat terjadi yang selanjutnya menghasilkan zigot.
Siklus hidup tumbuhan ditandai oleh pergiliran keturunan, di mana generasi haploid (n) dan diploid ( 2n ) bergiliran saling menghasilkan satu sama lain. Tumbuhan diploid, yang disebut sporofit, menghasilkan spora haploid melalui meiosis. Spora membelah melalui mitosis, yang mnejadi gametofit jantan dan betina, yang merupakan generasi haploid. Mitosis dalam gametofit menghasilkan gamet sel sperma dan sel telur. Fertilisasi menghasilkan zigot haploid, yang membelah melalui mitosis dan membentuk sporofit baru.
Seperti halnya pada manusia dan hewan yang masing-masing memiliki organ reproduksi,bunga juga memiliki organ reproduksi.Organ reproduksi betina berupa ovarium terdapat dalam pangkal putik sedangkan organ reproduksi jantan berupa tempat pembentukan sperma terdapat di dalam kantung serbuk sari (sporangium). Organ bunga berurutan dari bagian luar ke bagian dalam bunga, adalah kelopak bunga (sepal), mahkota bunga (petal), benang sari (stamen), dan putik (carpel).Benang sari dan putik bunga mengandung sporangia yang secara berturut-turut adalah ruangan tempat berkembangnya gametofit jantan dan betina.
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat berupanukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksualeukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Di dalam makalah  ini akan menjelaskan  proses atau tahapan reproduksi seksual (generatif) pada tumbuhan bunga.

1.2 Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:
1.      Apa itu bagian-bagian bunga dan fungsi bunga?
2.      Gametogenesis Pada Tumbuhan ?
3.      Bagaiana proses polinasi(penyerbukan)
4.      Bagaimana proses fertilisasi?

1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang proses dan tahapan reproduksi seksual pada bunga

1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Bagi pembaca
Dengan adanya makalah mengenai proses dan tahapan reproduksi seksual pada bunga ini pembaca bisa mengetahui dan memperoleh pengetahuan mengenai bagian bunga dan fungsi bunga, proses gametogenesis,polinasi dan fertilisasi tersebut dan dengan dibacanya makalah ini bisa memberikan manfaat yang positif bagi pembaca.
2.      Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini penulis dapat mengetahui tentang proses dan tahapan reproduksi seksual pada bunga, selain itu penulis dapat mengasah kemampuan dalam bidang menulis dan bisa mengasah kemampuan dalam menulis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Struktur dan Bagian Bunga
BAGIAN BUNGA
FUNGSI
1. Kelopak (kalik)
Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola)
Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a. tangkai sari (filament)
b. kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a
tangkai putik (stilus)
b.
kepala putik (stigma)
c.
bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)
Sebagai penghasil gamet betina

Gambar 1. Struktur Bunga


2.2.1     Organ Reproduksi Bunga
Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpela (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut androesium dan keseluruhan karpela disebut ginoesium. Stamen atau benang sari terdiri atas filamen atau tangkai sari dan anthera (kotak sari) di bagian distalnya. Anthera terdiri atas dua ruangan (lobus) yang menempel dan bersambungan dengan lanjutan filamen. Setiap lobus berisi serbuk sari.
Gambar.2 Beang sari (Filamen)

Epidermis filamen mempunyai kutikula dan pada spesies tertentu mempunyai trikoma. Filamen terdiri atas parenkim dengan vakuola yang berkembang baik dan ruang antarsel kecil. Sering kali dalam cairan sel terdapat pigmen. Ukuran dan bentuk luar stamen Angiospermae sangat besar. Anther umumnya berisi 4 kantong sari (mikrosporangia) yang berpasangan dalam 2 lobus. Di antara kedua lobus terdapat jaringan steril, yaitu konektivum.
Lapisan dinding kepala sari dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a.      Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kepala sari yang mengalami pembelahan antiklinal. Sel-selnyamenjadi sangat terentang dan menjadi pipih karena mengikuti pembesaran kepala sari. Pada kebanyakan tumbuhan, terutama yang hidup di daertah kering, jaringan ini kehilangan hubungan sel-selnya, hingga pada saat kepala sari masak hanya kelihatan sisa-sisanya saja.
b.      Endotesium
Lapisan sel yang langsung terdapat di sebelah dalam epidermis adalah endotesium. Perkembangan maksimumnya pada waktu butir serbuk sari telah saatnya untuk dilepaskan. Sek-selnya memanjang ke arah radial dari dinding tangensial di sebelah dalam terdapat penebalan-penebalan seperti pita menjuju ke arah luar, berakhir di dekat dinding luar pada tiap sel. Adanya penebalan serabut, perbedaan ketebalan dinding tangensial dalam dan luar serta sifat higroskopis dari sel-sel endotesium, membantu menbukanya antera pada waktu masak. Karena memnpunyai penebalan berserabut (fibrous), pada beberapa pustaka endotesium disebut juga lamina fibrosa. Pada bebebrapa anggota suku Hydrocharitaceae dan beberapa jenis tumbuhan ang bunganya tidak pernah membuka (kleistogam) Tidak terlihat adanya perkembangan penebalan dinding semacam itu. Pada jenis-jenis tersebuttidak terdapat cara khusus untuk membukanya kepala sari.
c.       Lapisan tengah
Lapisan tengah merupakn lapisan-lapisan sel di bawah endotesium, biasanya 1 sampai 3 lapis sel. Sel-sel ini biasanya menjadi pipih dan rusak karena tertekan pada waktu sel-sel induk mikrospora melaksanakan pembelahan meiosis. Pada beberapa tumbuhan (contoh : Lilium dan Ranunculus) satu atau beberapa lapisan tengah tetap bertahan.
d.      Tapetum
Tapetum merupakan lapisan terdalam dari dinding  antera dan mencapai perkembangan maksimum pada waktu mikrosporogenesis, mencapai stadium tetrad. Lapisan ini mempunyai fungsi fisiologis karena semua bahan makanan yang masuk ke dalam sel-sel sporogen harus melaluinya. Sel-selnya dipenuhi dengan sitoplasma yang padat dan inti yang nyata. Pada waktu permulaan meiosis inti sel-sel taperum juga menunjukkan beberapa pembelahan. Karena adanya persamaan semacam itu antara sel-sel tapetum dengan sel-sel sporogen, ada dugaan bahwa sel-sel tapetum berasal dari sel-sel sporogen. Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan asalnya yang parietal. Pembelahan inti yang pertama pada sel-sel tapetum seringkalidiikuti oleh pembelahan-pembelahan selanjutnya. Beberapa pembelahan mungkin diikuti oleh fusi-fusi inti, menghasiljan 1 atau lebih dari 2 inti poliploid yang besar. Inti semacam ini mungkin membelah lagi menjadi inti-inti yang lebih kecil. Kelakuan semacam ini umum pada sel-sel tapetum. Pada waktu hampir terjadi pembelahan meiosis pada sel-sel induk mikrospora, sel sel taprtum mulai kehilangan hubungannya satu sama lain. Vakuola-vakuola yang besar muncul di dalam sitoplasma, sedang inti sel menunjukkan tanda-tanda degenerasi. Akhirnya sel-sel itu terabsorbsi pada waktu mikrospora mulai memisahkan diri satu sama lain. Tapetum tipe ini, sel-selnya tetap pada posisi semula sepanjang perkembangan mikrospora disebut tapetum glanduler atau sekretoris, terdapat umum pada tumbuhan Angiospermae. Pada beberapa tumbuhan misalnya Typha, Butomus, Tradescantia dinding sel tapetum sebelah dalam dan dinding radialnya mengalami kerusakan sejak awak tetapi protolasnya tetap berhubungan, menonjol dan mengembara di dalam ruang sari dan mungin juga bersatu membentuk massa yang berkesinambungan yang disebut tapetum amuboid atau periplasmodial. Seperti halnya dengan tapetum glanduler, tapetum amuboid juga  berfungsi menberi makan kepada serbuk sari, dan mungkin lebih efektif untuk tugas ini. Peranan lain dari tapetum adalah dalam pembentukan dinding serbuk sari.

2.1      GAMETOGENESIS PADA TUMBUHAN
Gametogenesis pada tumbuhan biji meliputi Mikrosporogenesis dan  Makrosporogenesis. Mikrosporogenesis merupakan proses pembentukan gamet jantan, sedangkan Makrosporogenesis (Megasporogenesis) merupakan pembentukan pembentukan gamet betina.

2.2.1        Proses Pembentukan Sel Kelemin Betina (Makrosporogrnesis)
Megagametogenesis/makrosporogenesis Yaitu proses pembentukan gamet betina. Sel telur atau ovum berasal dari sel induk atau megasporosi yang diploid. Megasporogenesis berlansung dalam bakal buah atau ovarium. Didalam ovarium terdapat bakal biji atau ovulum yang menempel pada dinding ovarium. Organisasi kantong embrio yang dewasa terdiri atas 7 sel, yaitu sel sentral yang besar dengan dua inti kutub, di bagian mikropil 2 sel sinergid dan satu sel telur serta di bagian khalaza 3 sel antipoda. Perkembangan kantong embrio dimulai dengan memanjangnya inti megaspore yang berfungsi.Ovulum dilindungi oleh integumen luar dan integumen dalam. Bakal biji berhubungan dengan buluh serbuk melalui lubang mikrofil. Dalam bakal biji terdapat sel induk megaspora.
proses pembentukan sel kelamin betina pada 8 inti yg terbentuk melalui pembelahan meiosis dan mitosis itu terbagi mjd beberapa bagian yaitu dalam mikrofil, 3 inti paling atas disebut sel antipoda, 2 inti yang ada ditengah disebut inti kandung lembaga sekunder dan ada 3 inti paling bawah, 2 yg ada di pinggir dsb sinergid dan 1 yg ada di tengah disebut ovum.
v   Proses Megasporogenesis sebagai berikut.
1)      Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I yang menghasilkan dua sel haploid.
2)      Kedua sel haploid mengalami meiosis II dihasilkan empat megaspora haploid, tiga diantaranya mengalami degenerasi.
3)      Megaspora yang masih hidup mengalami tiga kali kariokinesis tanpa sitokinesis dan dihasilkan sel besar (kandung lembaga muda) dan delapan inti haploid.
4)      Dalam megaspora empat inti berada pada sisi kalaza dan empat intinya didekat mikrofil.
5)      Satu inti dari tiap sisi menuju kepusat dan bersatu membentuk kandung lembaga sekunder yang diploid.
6)      Tiga inti pada bagian kalaza dinamakan inti antipoda, inti dibagian tengah yang dekat mikrofil dinamakan ovum (sel telur), dan disamping kiri kanan dinamakan sindergid.
Pada peristiwa pembuahan inti generatif membuahi sel telur membentukn zigot diploid. Inti diploid hasil persatuan dua sel kutup yang dibuahi inti generatif menghasilkan endosperm bersifat triploid.

2.2.2        Proses Pembentukan Sel Kelemin Jantan (Makrosporogenesis)
Makrosporogenesis yaitu proses pembentukan gamet jantan pada tumbuhan. Gamet jantan diproduksi didalam butir serbuk sari melalui pembagian generatif sel menjadi dua inti sperma. Kepala sari (anther) tersusun oleh 4 ruang serbuk sari yang disebut dengan microsporangium. Mikrosporogenesis terjadi didalam kepala sari atau antera. Didalam antera terdapat kantong serbuk sari yang didalamnyaberisi sejumlah sel-sel induk serbuk sari atau sel induk mikrospora (mikrosporosit) yang diploid.
v   Proses Mikrosporogenesis sebagai berikut.
1)      Sel induk mikrospora membelah meiosis I dan menghasilkan sepasan sel haploid.
2)      Sepasang sel haploid membelah meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang berkelompok menjadi satu disebuttetrad.
3)      Setiap mikrospora mengalami kariokinesis sehingga menghasilkan 2 inti haploid. Satu inti disebut inti saluran serbuk sari(inti vegetatif), inti lain dinamakan inti generatif.
4)      Inti generatif membelah secara mitosis tanpa sitokenesis sehingga terbentuk dua inti sperma. Inti saluran serbuk sari tidak membelah.
Jadi, dalam sebutir serbuk sari masak terdapat tiga inti haploid, yaitu sebuah inti saluran serbuk sari dan dua inti sperma (inti generatif).
Gametofit jantan masak terdiri atas tiga sel yang dihasilkan dari dua kali pembelahan mitosis yang terjadi di dalam butir serbuk sari. Pada pembelahan mitosis pertama, nuselus butir serbuk sari (mikrospora) muda mengambil tempat di dekat dinding. Pembelahan pertama menghasilkan dua sel, yaitu sel vegetatif dan sel generatif. Sel generatif muda mempunyai sebuah kalosa atau dinding selulosa. Selanjutnya, sel generatif terpisah dari dinding butir serbuk sari dan kehilangan dinding kalosanya, dikelilingi oleh sitoplasma sel vegetatif, kemudian menjadi oval atau berbentuk lensa.
Pada tahap ini, butir serbuk sari gugur dari anteradan sel generative membelah sekali untuk membentuk dua gamet jantan sebelum pembukaan antera. Lamella bagian dalam dinding buluh serbuk sari terdiri atas kalosa dan selulosa. Protoplas hanya terdapat pada bagian distal pembuluh dan terpisah dari bagian proksimal oleh pembentukan sumbat kalosa yang dibentuk dari waktu ke waktu oleh protoplas. 

v  Mekanisme Pembukaan Kantong Sari:
Diawali pada saat atau selama antera endotesium kehilangan air. Oleh karena isi air sel menurun/berkurang, dinding sel mati karena respirasi terhenti. Karena semua sel endotesium kehilangan air pada waktu yang hampir sama dan semua dinding luar melipat dan mengerut, endotesium mengecil sehingga antera terbuka.

2.3      Penyerbukan (Polinasi)
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik untuk tumbuhan biji tertutup, atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji untuk tumbuhan biji terbuka. Sedangkan pembuahan adalah terjadinya persatuan atau peleburan inti sel telur dengan inti sel sperma didalam kantung lembaga.
Gambar 4. Proses penyerbukan
Butir serbuk/serbuk sari > menempel pada kepala putik > membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) vegetatif mati > satu inti sperma membuahi sel telur > embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga > berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) >inti generatif membelah >2 inti sperma > sampai di mikropil, inti endosperma (makanan cadangan bagi embrio). Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.
Beberapa bunga melakukan penyerbukan sendiri, tetapi sebagian besar angiosperma memiliki mekanisme yang membuat sulit atau tidak mungkin bagi suatu bunga untuk menyerbuki dirinya sendiri.Berbagai rintangan yang menghalangi penyerbukan sendiri memberikan sumbangan terhadap keragaman genetik dengan cara menjamin sel telur dan sel sperma berasal dari induk yang berbeda-beda.Tumbuhan-tumbuhan berumah dua, tentunya, tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri karena mereka adalah bunga uniseksual, hanya staminat atau karpelat.

2.4      Pembuahan (Fertilisasi)
Fertilisasi adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini hanya dapat terjadi di antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan terjadi di dalam ruang Bakal biji.
v   Proses pembuahan pada tumbuhan biji adalah sebagia berikut:
1)      Setelah penyerbukan, kepala putik menghasilkan cairan gula untuk memberi makan serbuk sari yang melekat.
2)      Mula-mula dinding serbuk sari mengembang, kemudian dinding luar serbuk sari pecah. Sedangkan dinding sebelah dalam melengkuk ke dalam menembus kepala putik, kemudian membentuk buluh serbuk sari atau tabung serbuk sari. Tabung ini menghubungkan serbuk sari dengan bakal biji. Tabung serbuk sari menuju ke inti sel telur di dalam bakal biji melalui celah kecil yang disebut mikropil.
3)      Selam perjalanan serbuka sari di dalam tabung sari menuju bakal biji, terjadi beberapa perubahan. Inti sel serbuk sari membelah menjadi dua,yakni inti vegetatif dan inti generatif. Inti vegetatif berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tabung serbuk sari sehingga mencapai mikrofil dan setelah itu inti vegetatif mati. Sedangkan Inti generatifmembelah membelah lagi menjadi dua inti sperma. Dua inti sperma yang terbentuk ini akan masuk ke ruang bakal biji melalui mikropil.
4)      Di dalam ruang bakal biji/kandung lembaga pun terjadi proses untuk membentuk sel telur (ovum). Sel induk megaspora mengalami pembelahan meiosis menghasilkan satu sel megaspora dan tiga sel lainnya berdegenerasi. Selanjutnya sel megaspora (kandung embrio muda) mengalami pembelahan (mitosis) tiga kali yang menghasilkan 8 inti sel, yang terdiri dari: 1 inti sel telur, 2 inti sinergid, 3 antipoda dan 2 inti kandung lembaga primer (kemudian bersatu membentuk inti kandung lembaga sekunder) yang bersifat diploid (2n). Inti sel di apait oleh 2 inti sinergid dan letaknya dekat mikropil. Sedangkan 3 antipoda terletak pada kutub yang berlawanan dengan mikropil. Dan inti kandung lembaga primer terletak di tengah, di antara sel telur dan antipoda. Perhatikan gambar 5.
5)      Selanjutnya inti sperma satu membuahi sel telur membentuk zigot (lembaga). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan pertama. Zigot kemudian tumbuh menjadi embrio. Sedangkan inti sperma yang kedua melebur dengan inti kandungan lembaga sekunder membentuk endoperm yang bersifat triploid (3n). Peristiwa pembuahan ini disebut pembuahan kedua. Endosperm merupakan cadangan makanan bagi lembaga atau embrio.Nah! Karena terjadi dua kali pembuahan seperti ini maka proses pembuahan pada tumbuhan biji sering disebut sebagai pembuahan ganda.
6)      Setelah pembuahan selesai maka sisa benang sari, mahkota, dan kelopak bunga akan layu dan gugur. Sedangkan bakal biji berkembang menjadi biji yang dilindungi oleh dinding bakal buah, dan bakal buah berkembang menjadi buah.

2.4.1        Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2.
2.4.2        Pembentukan sel telur
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadisel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus membran sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering disebut multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalahovum, sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.
·inti generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
·inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) —–> endosperm (3n)
Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:
·         Porogami : bila dalam pembuahan masuknya spermatozoid melalui mikrofil.
  • Aporogami : bila masuknya spermatozoid tidak melalui mikrofil. Bila masuknya spermatozoid melalui kalaza, maka disebut kalazogami.
Embrio pada tumbuhan berbiji dapat terjadi karena:
a) Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio melalui peleburan antara ovum dan sel spermatozoid.
b) Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel spermatozoid. Apomiksis dapat terjadi karena:
  • Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya pembuahan.
  • Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga tanpa adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.
  • Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari selain kandung lembaga. Misalnya, dari sel nuselus.
Terjadinya amfimiksis dan apomiksis secara bersama-sama menyebabkan terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni.
2.4.3    Perkembangan Endosperma
Endosperma tersebut kaya akan zat-zat makanan,yang disediakan oleh endosperma bagi embrio yang sedang berkembang.Pada sebagian besar monokotil, endosperma juga menumpuk zat-zat makanan yang dapat digunakan oleh biji setelah perkecambahan.Pada banyak dikotil, cadangan makanan endosperm diangkut ke kotiledon (keping biji) sebelum biji itu menyelesaikan perkembangannya, dan sebagai akibatnya biji dewasa itu tidak mengandung endosperma.

2.4.4    Perkembangan pembentukan kandung lembaga
Di ujung ovulum terdapat sebuah lubang (mikropil), sebagai tempat masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua dari tiga inti disebut sel sinergid. Sementara itu, inti yang ketiga disebut sel telur. Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke arah kutub yang berlawanan dengan mikropil (kutub kalaza). Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Inti kandung lembaga yang telah masak, disebut megagametofi t dan siap untuk kandung lembaga yang telah masak, disebut megagametofi t dan siap untuk dibuahi. Serbuk sari yang jatuh  pada kepala putik yang sesuai, akan berkecambah atau memunculkan suatu saluran kecil (buluh serbuk sari). Buluh serbuk sari semakin tumbuh memanjang di dalam tangkai putik (stilus).
2.4.5    Perkembangan Embrio
Pembelahan embrio pertama yang dilakukan oleh zigot adalah transversal, yang membagi sel telur yang telah dibuahi itu menjadi sebuah sel basal dan sebuah sel terminal.Sel terminal akhirnya akan membentuk sebagian besar embrio itu. Sel basal akan terus membelah diri secara transversal, menghasilkan suatu benang sel-sel yang disebut suspensor (penggantung), yang akan menjaga agar embrio tetap berada di integumen bakal-biji dan memindahkan zat-zat makanan ke embrio tersebut dari tumbuhan induk dan, pada beberapa tumbuhan, dari endospermanya. Sementara itu, sel terminal akan membelah diri beberapa kali dan membentuk suatu proembrio yang berbantuk bola yang bertaut dengan suspensor tadi.Kotiledon, atau keping biji, mulai terbentuk sebagai benjolan pada proembrio tersebut.Dikotil, dengan kedua kotiledonnya, berbentuk seperti jantung pada tahap ini.Hanya satu kotiledon saja yang berkembang pada monokotil.

Segera setelah kotiledon-kotiledon yang belum sempurna ini muncul, embrio akan memanjang.Di antara kotiledon terdapat meristem apikal dari tunas embrionik. Ada ujung berlawanan dari sumbu embrio tersebut, di mana suspensor akan bertaut, terdapat ujung dari akar embrionik, juga dengan sebuah meristem. Setelah biji berkecambah, meristem apikal yang terletak pada ujung tunas dan akar akan menyokong pertumbuhan primer selama tumbuhan itu hidup.Ketiga meristem primer—protoderm, meristem dasar, dan prokambium—juga ada pda embrio. Dengan demikian, perkembangan embrio menghasilkan dua ciri bentuk tumbuhan; sumbu akar-tunas, dengan meristem pada ujung yang berlawanan; dan pola radial protoderm, meristem dasar, dan prokambium, kumpulan yang akan menyebabkan munculnya ketiga sistem jaringan (jaringan dermal, jaringan dasar, dan jaringan pembuluh).
Sementara embrio berkembang, biji akan menumpuk protein, minyak,pati dan menahan zat-zat makanan ini dalam tempat penyimpanan sampai biji tersebut berkecambah.

2.4.6     Struktur Biji Dewasa
Dalam tahap pematangannya, biji akan mengalami dehidrasi samapi kandungan airnya hanya sekitar 5% hingga 15% dari bobotnya. Embrio tersebut akan berhenti bertumbuh kembang sampai biji berkecambah.Embrio dikelilingi oleh kotiledonnya yang sudah membesar, oleh endosperma, atau oleh keduanya.Embrio dan persediaan makanannya terbungkus oleh suatu selaput biji (seed coat) yang terbentuk dari integumen bakal-biji, nenek moyang biji.
Dengan membuka biji kacang, akan terlihat lebih jelas jenis biji-dikotil.Pada tahapan ini, embrio merupakan suatu struktur memanjang, sumbu embrioniknya, bertaut pada kotiledon berdaging.Di bawah titik di mana kotiledon bertaut, sumbu embrionik itu disebut hipokotil.Hipokotil berakhir pada radikula (radicle) atau akar embrionik.Bagian sumbu embrionik di atas kotiledon adalah epikotil. Pada ujungnya terdapat plumula, yang terdiri dari ujung  tunas dengan sepasang daun miniatur.










BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan makalah di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain
1.    Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah atau karpela (megasporofil). Keseluruhan stamen disebut androesium dan keseluruhan karpela disebut ginoesium. Stamen atau benang sari terdiri atas filamen atau tangkai sari dan anthera (kotak sari) di bagian distalnya.
2.    Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari.
3.    Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik untuk tumbuhan biji tertutup, atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji untuk tumbuhan biji terbuka
4.    Fertilisasi adalah peristiwa peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina/sel telur (ovum). Proses ini hanya dapat terjadi di antara bunga yang sejenis. Pada tumbuhan biji, pembuahan terjadi di dalam ruang Bakal biji.

1.2   SARAN
Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui proses dan tahapan reproduksi seksual pada bunga.








DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2008. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuahan. diakses 6 November 2013
Anonymous, 2008. http://Biologi kehamilan dan persalinan.html. Diakses 06 November 2013

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi dasar. Yogyakarta: UGM Press.

Cambridde, 1998. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan Sistem Reproduksi.   Jakarta : EGC

Junqueira, Carlos R dkk. 1992. Histologi dasarAlih bahasa : Jan Tambayang.
Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

Muchtaromah, Bayyinatul, Dr. Drh. Msi. Panduan Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan II. Malang : UIN Press.

Partodiharjo Suebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber  Widya.

Sadler, T.W, 1996. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta :EGC

Toelihere Mozes. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung : Angkasa

Yatim Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi. Bandung : Tarsito.